English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, August 12, 2016

Ketika lukisan menggemparkan harus ditutupi


Kontak perkasa. Perdebatan tentang mural Hillary Clinton karya seniman jalanan Australia mengingatkan Kelly Grovier terhadap sebuah kasus sebelumnya yang berpengaruh ketika sang pelukis harus menutup tubuh perempuan telanjang.
Dalam seni, seperti halnya politik, menutup-nutupi selalu membuat Anda diselubungi masalah. Rangkaian foto-foto yang berevolusi dalam sebuah grafiti di Melbourne, Australia menimbulkan 'kegemparan' di media sosial pada pekan lalu.
Foto sebelum dan sesudah ('dipakaikan' burqa) mengungkapkan bagaimana karya seniman jalanan yang dikenal sebagai Lushsux, merespon kritik terhadap imajinasinya terhadap kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Ketika pejabat setempat keberatan dengan mural Clinton berbaju renang bercorak bintang ala bendera AS, dengan lembaran uang Dollar diselipkan di pinggangnya, seniman ini kemudian merevisi parodinya. Dia menyembunyikan figur Clinton yang montok di balik sebuah burqa hitam dengan keterangan foto yang agresif: "Jika perempuan Muslim ini menyinggung kita, Anda merupakan seorang bigot, rasis, Islam fobia yang seksis".
Lushsux dikenal akan ejekan visual nan pedas terhadap selebriti: pada awal musim panas seniman ini mengatakan musisi Amerika Taylor Swift telah mengancam akan menggugatnya jika dia tidak menghapus sebuah gambaran yang tidak nyaman dilihat terhadap dirinya, selain sebuah peringatan kejam "Dalam kenangan penuh kasih....". Di sini, Lushsux berkembang menjadi sosok pengumbar hinaan dan kejam.
Namun dengan menutupi parodinya tentang Hilary Clinton dengan pernyataan relijius yang ambigu, Lushsux intinya mencoba mencegah fitnah.
Efeknya sang seniman menantang khalayak untuk menodai simbol pemberdayaan perempuan (Hillary) dengan simbol yang disebut banyak orang sebagai ketidakberdayaan (burqa).
Transformasi kurang sopan dari karikatur tak senonoh menjadi karya satir sosial keagamaan perihal sosok perempuan tersohor dan berkuasa ini, membuat karya Lushsux ini kemudian terhubung dengan karya seni agung abad 19 - sebuah potret provokatif yang memicu debat tentang penggambaran perempuan dari dua abad lalu.
Dua ratus tahun lalu, pelukis Spanyol Francisco de Goya juga dihujani kritik karena karyanya tentang dua perempuan yang sama dengan pose serupa, tetapi satu telanjang dan lainnya bergaun lengkap.
Tetapi setiap orang yang sebelumnya pernah memahami lukisan The Clothed Maja and The Nude Maja karya Goya (yang disita oleh aparat hukum Spanyol setelah ditemukan di sebuah ruang pribadi Perdana Menteri Manuel de Godoy) dapat melihat bahwa sosok yang bergaun lengkap lebih menggoda ketimbang sosok yang tanpa sehelai kain pun di tubuhnya.
Dibayangi-bayangi kontroversi lukisan Maja karya Goya, bagaimapun karikatur kurang ajar perihal sosok Clinton itu tadi telah membongkar cara pandang masyarakat yang masih jengkel terhadap tubuh perempuan, dan itu mengingatkan kita bahwa, seperti kecantikan, perasaan terguncang itu adalah gabungan antara kualitas persepsi dan daya cipta kita.
Sumber: bbc.com/indonesia

KONTAK PERKASA FUTURES

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top