English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday, January 5, 2017

Pasca rilis notulensi The Fed, Wall Street hijau

Kontak perkasa - Pasar saham AS ditutup menghijau di akhir transaksi perdagangan semalam (4/1). Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average naik 60,4 poin atau 0,3% menjadi 19.942,16. Saham Pfizer memimpin kenaikan. Sedangkan ExxonMobil merupakan saham dengan penurunan terdalam.

Sementara, indeks S&P 500 berhasil naik 12,92 poin atau 0,57% menjadi 2.270,75. Sektor bahan baku memimpin lompatan di antara sembilan sektor lainnya. Dua sektor yang tertekan adalah sektor telekomunikasi dan energi.

Adapun indeks Nasdaq berhasil naik 47,92 poin atau 0,88% menjadi 5.477.

Dalam setiap lima saham yang naik, terdapat satu saham yang tertekan di New York Stock Exchange. Volume transaksi perdagangan tadi malam melibatkan 932,03 juta saham dan volume transaksi saham gabungan mencapai 3,691 miliar saat penutupan market.

Transaksi perdagangan semalam dipengaruhi oleh hasil notulensi rapat Desember the Federal Reserve. Notulensi tersebut menunjukkan, bank sentral AS itu mencemaskan mengenai penguatan dollar dan stimulus fiskal dapat mendongkrak permintaan ke atas level stabil.

Di sisi lain, investor juga menanti petunjuk mengenai pandangan bank sentral tentang kebijakan fiskal presiden terpilih Donald Trump.

"Hasil notulensi rapat menunjukkan sentimen positif, bahwa perekonomian AS akan mengalami pertumbuhan lagi ke depannya. Itu menjadi energi positif yang diambil oleh market," jelas Bruce McCain, chief investment strategist Key Private Bank. 

Sekadar tambahan informasi, berdasarkan hasil notulensi pertemuan petinggi dan anggota The Federal Reserve bulan Desember lalu, The Fed akan fokus pada dampak dari potensi penggelontoran stimulus fiskal. Meski demikian, banyak juga anggota yang cemas bahwa bank sentral akan 'dipaksa' untuk mempercepat kenaikan suku bunga acuan dalam menghadapi inflasi.

Hampir semua peserta rapat "menunjukkan bahwa risiko kenaikan target pertumbuhan ekonomi meningkat sebagai akibat dari prospek kebijakan fiskal yang lebih ekspansif di tahun-tahun mendatang," demikian hasil notulen rapat The Fed 13-14 Desember, yang dirilis Rabu (4/1) di Washington.

Meski memperhatikan adanya kemungkinan peningkatan risiko dari penambahan anggaran belanja pemerintah dan pemangkasan pajak yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih cepat dari prediksi, mayoritas anggota komite menekankan bahwa peningkatan suku bunga secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan akan tetap dilakukan.
PT Kontak Perkasa Futures

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top