English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Monday, December 26, 2016

Akhir tahun, harga perak kian kusam

Kontak perkasa - Performa dollar AS yang mengkilap telah memudarkan pamor safe haven seperti perak. Harga perak pun tertekan ke level terendah sejak April 2016. Namun prospek perak ke depan masih positif karena dukungan permintaan sektor industri yang meningkat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/12), harga perak kontrak pengiriman Maret 2017 di Commodity Exchange turun 0,75% dibanding hari sebelumnya jadi US$ 15,75 per ons troi. Sedangkan dalam sepekan, harga turun 2,83%.

Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka, menuturkan, semua perhatian investor saat ini tertuju pada proyeksi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif. Pekan lalu, AS mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2016 mencapai 3,5%. Hal tersebut membuat dollar AS semakin kuat dan memudarkan pesona perak.

"Penurunan harga juga terjadi karena sebelum libur Natal, aktivitas trading di pasar berkurang," tutur Ibrahim.

Tambah lagi, penjualan rumah baru di China hanya tumbuh 16% di November 2016, setelah bulan sebelumnya tumbuh 30%. Artinya, permintaan perak turun. Perak kerap digunakan dalam produksi furnitur rumah tangga.

Di sisi lain, Ibrahim menilai, pasca menyentuh level harga US$ 16 per ons troi di awal pekan kemarin, pelaku pasar melihat peluang melakukan aksi profit taking.

"Ditambah lagi level harga emas kini cukup buruk karena berkutat di kisaran US$ 1.100. Sebagai sesama logam mulia, harga perak terimbas faktor negatif ini," kata Ibrahim.

Tapi ada peluang harga perak rebound, karena penurunan harga sudah berlangsung tiga hari terakhir. Selain itu, ada sentimen positif bagi harga perak.

Laporan General Administration of Customs menyebut, impor perak China pada November 2016 melesat 20,2% menjadi 396,93 ton dibanding November 2015. Ini merupakan impor perak tertinggi lima tahun terakhir. Hal ini terjadi karena pelemahan yuan mendorong investor melakukan hedging di logam mulia.

"Manufaktur China juga kembali menggeliat, mendorong kebutuhan perak," jelas Ibrahim.

Pada awal 2017, Ibrahim optimistis harga perak bisa meningkat dan bergerak di kisaran US$ 15,50–US$ 17,50 per ons troi. Apalagi, menjelang perayaan Imlek, biasanya permintaan perak bisa terdongkrak.

Meski begitu, pasar akan mencermati rapat FOMC pada Januari. Hal ini bisa menekan harga perak. Secara teknikal, moving average (MA) dan bollinger band di kisaran 20% di atas bollinger bawah dengan arah turun.

MACD dan RSI juga di area 60% negatif. Namun stochastic 60% positif. "Pekan ini, harga perak akan bergerak dalam rentang US$ 15,50–US$ 16,20 per ons troi," kata Ibrahim memprediksi.
Kontak Perkasa Futures

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top