English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, November 8, 2016

Minyak Mentah Sedikit Melandai Jelang Data Perdagangan China

Kontak Perkasa - Harga minyak mentah sedikit berkurang di sesi Asia, Selasa, dengan data perdagangan China dalam fokus mengenai isyarat permintaan dari importir terbesar kedua di dunia itu.

Minyak mentah untuk pengiriman Desember di Bursa Perdagangan New York turun 0,02% ke $44,92 per barel.

Di China, neraca perdagangan bulan Oktober diperkirakan menunjukkan surplus $51,7 miliar dengan ekspor terlihat turun 6,0% tahun-ke-tahun dan impor menunjukkan penurunan 1,0%.

Semalam, harga minyak terdorong menaik selama sesi perdagangan Amerika, setelah keinginan berinvestasi aset berisiko meningkat setelah FBI mengatakan tidak ada bukti baru yang ditemukan membenarkan tuntutan terhadap Hillary Clinton dalam penyelidikan emailnya hanya dua hari sebelum pemilihan AS.

Berita tersebut mengangkat pesimisme atas kampanye presiden Clinton dan mungkin mengurangi momentum bagi pesaingnya Donald Trump.

Pasar cenderung melihat Clinton sebagai calon status quo, dan berita itu mendukung peluangnya seiring meningkatkan keinginan berinvestasi.

Di tempat lain, minyak Brent untuk pengiriman Januari di Bursa Berjangka ICE London naik 33 sen, atau 0,72%, ke $45,91 per barel. Harga jatuh ke $45,08 di sesi sebelumnya, level yang tidak terlihat sejak 11 Agustus.

Kemungkinan pemangkasan produksi terkoordinasi di antara produsen minyak global sedang berada dalam fokus.

OPEC mencapai kesepakatan membatasi produksi ke range 32,5 juta hingga 33,0 juta barel per hari dalam pembicaraan yang diadakan di Aljazair pada akhir September lalu. Namun, kelompok minyak 14-anggota itu mengatakan tidak akan menyelesaikan rincian tentang kuota produksi individu sampai pertemuan resmi berikutnya di Wina pada 30 November mendatang.

Kemungkinan bahwa produsen minyak pulang dengan tangan hampa dari pertemuan itu tampaknya membesar setelah Irak, Iran, Nigeria dan Libya semuanya mengisyaratkan mungkin tidak mengambil bagian dalam kesepakatan pembatasan produksi yang diusulkan tersebut. Sikap Rusia yang belum jelas juga memicu ketidakpastian.

PT Kontak Perkasa Futures Jakarta

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top