English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday, October 13, 2016

Pasca notulensi Fed, Wall Street berakhir stabil

Kontak perkasa - Bursa AS bergerak stabil pada akhir transaksi Rabu (13/10). Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup dengan kenaikan 15,54 poin atau 0,09% menjadi 18.144,20. Saham Nike menghuni posisi top gainers. Dan saham Cisco menjadi saham top losers.

Sedangkan indeks S&P 500 ditutup dengan kenaikan 2,44 poin atau 0,11% menjadi 2.139,17. Sektor real estate menjadi sektor dengan kenaikan terbesar di antara delapan sektor lain dan sektor kesehatan menjadi sektor dengan penurunan terdalam.

Adapun indeks Nasdaq ditutup dengan penurunan 7,77 poin atau 0,15% di posisi 5.239,02.

Jumlah saham yang naik hanya sedikit lebih banyak dibanding saham yang menurun di New York Stock Exchange. Volume transaksi tadi malam melibatkan 680 juta saham dan volume transaksi gabungan hampir mencapai 2,9 miliar saham.

Pergerakan bursa AS tampak beragam sehingga ditutup stabil pasca dirilisnya notulensi pertemuan The Federal Reserve September lalu. Hasilnya, ada penegasan dari ekspektasi sebelumnya akan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pada Desember mendatang.

"Kami tetap dengan prediksi semula: market masih bertaruh pimpinan The Fed Janet Yellen ingin suku bunga dinaikkan Desember nanti. Tandai kalender Amda untuk pertemuan 13-14 Desember untuk melihat apakah Yellen akan tetap dengan pesan yang selama ini dia sampaikan sejak Jackson Hole," jelas Quincy Krosby, market strategist Prudential Financial.

Sekadar tambahan informasi dari hasil notulensi pertemuan pimpinan The Federal Reserve pada September lalu diketahui bahwa sejumlah anggota The Fed yang mendukung kenaikan suku bunga mencemaskan ekonomi Amerika akan kembali jatuh ke jurang resesi jika menunggu terlalu lama.

Para anggota The Fed yang pro-hawkish juga menjelaskan sejarah menunjukkan bank sentral AS sudah mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif selama delapan tahun terakhir.

"Sejumlah partisipan merujuk pada perjalanan sejarah saat tingkat pengangguran jatuh ke level terendah dari target normal. Mereka mengamati bahwa pengetatan kebijakan moneter dalam episode tersebut kerap diikuti dengan resesi dan melonjaknya angka pengangguran," demikian ringkasan hasil notulensi The Fed.

Keputusan untuk tidak mengerek suku bunga diambil, meskipun kubu dovish setuju bahwa pasar tenaga kerja AS sudah sangat membaik dan risiko terhadap prediksi ekonomi cukup seimbang.

Kubu dovish beralasan untuk menunggu lebih lama data-data ekonomi yang mendukung pandangan objektif Komite.

Para anggota The Fed pada pertemuan tersebut juga memangkas ekspektasi mereka untuk pertumbuhan ekonomi AS dan menurunkan prediksi kenaikan suku bunga dari ramalan Juni lalu. Proyeksi terbaru, The Fed hanya melihat kemingkinan kenaikan suku bunga sebanyak satu kali tahun ini, dua kali di 2017, dan tiga kali di masing-masing 2018 dan 2019.

kontak perkasa futures jakarta

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top