English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, October 22, 2013

Emas Naik Tajam Setelah Laporan Non Farm Yang Mengecewakan

Add caption
Harga emas melonjak ke tingkat tertinggi pada sesi perdagangan hari Selasa (22/10) , sesaat setelah dirilisnya data pekerjaan AS (US Non Farm Payroll) yang lebih lemah dari perkiraan para analis, menhempaskan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai melakukan pengurangan program pembelian obligasi dalam beberapa bulan mendatang.

Di divisi Comex New York Mercantile Exchange , emas berjangka untuk pengiriman Desember diperdagangkan pada USD1.331,40 per troy ounce pada awal menjelang pembukaan sesi perdagangan pagi AS , naik  sebesar 1,2 % .

Harga mencapai level  tertinggi harian di USD1.335,32 per troy ounce , level terkuat sejak 1 Oktober.

Emas berjangka kemungkinan besar akan tetap memiliki support kuat di USD1.273,80 per troy ounce (level terendah 17 Oktober) dan resistance pada USD1.343,70 , tertinggi pada 30 September.

Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan sebelumnya bahwa non-farm payrolls naik sebanyak 148.000 pada bulan September , berada dibawah ekspektasi untuk kenaikan sebesar 180.000 .

Dalam laporan terpisah juga dirilis angka tingkat pengangguran yang turun menjadi 7,2% dibandingkan dengan 7,3% pada bulan Agustus.

Bank sentral dijadwalkan bertemu pada 29-30 Oktober untuk meninjau kondisi ekonomi dan menilai kembali kebijakan.

Dolar AS berada di bawah tekanan jual yang berat, sesaat setelah dirilisnya laporan pekerjaan. Dolar jatuh ke posisi terendah 23 - bulan terhadap dan melemah terhadap mata uang utama lainnya. Indeks dolar, yang melacak kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun sebesar 0,25 % diperdagangkan pada 79,56 , level terlemah sejak 4 Februari .

Kelemahan dolar biasanya hanya menguntungkan emas, karena meningkatkan daya tarik logam sebagai aset alternatif dan membuat komoditi yang diperdagangkan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.


Mario Prabowo

Sumber: www.investing.com

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top