English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday, September 26, 2013

Debat Anggaran, Sikap Obama, dan Potensi Default Amerika Serikat


NEW YORK. Kecemasan mengenai debat anggaran AS yang belum menemui titik temu kembali menekan Wall Street tadi malam (25/9). Alhasil, bursa AS ditutup di zona merah untuk hari kelima. 

Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,3% menjadi 1.692,77. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,4% menjadi 15.273,26. Transaksi tadi malam melibatkan 5,9 miliar saham, setara dengan volume transaksi rata-rata tiga bulanan. 

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Wal Mart Stores Inc yang turun 1,5%, JC Penney Co turun 15%, Stryker Corp turun 2,9%, dan Noble Corp naik 1,8%. 

"Banyak sekali gangguan yang turut menekan kepercayaan investor. Meskipun market menguat selama beberapa pekan terakhir, namun, adanya penurunan bisa menurunkan kepercayaan pelaku pasar," jelas Don Hodges, founder Hodges Funds yang berbasis di Dallas. 

Sekadar tambahan informasi, menjelang masa pergantian tahun fiskal AS pada 1 Oktober nanti, pemerintahan Barack Obama mendapat perlawanan dari Republik.

Partai oposisi ini bersikeras agar Obama menurunkan bujet anggaran kesehatan atau populer disebut ObamaCare. Meski awalnya menolak, Obama mengatakan, bersedia mengurangi pos anggaran. Dalam proposal anggaran terbaru, Obama bersedia mengurangi bujet jaminan keamanan sosial hingga sebesar US$130 miliar dalam tempo 10 tahun.

Penghematan anggaran ini berlangsung selama periode sembilan tahun mendatang. Polemik anggaran belanja negara menjadi awal perdebatan batas utang AS atau debt ceiling. Awal September kemarin, Menteri Keuangan AS, Jack Lew, mengatakan bahwa utang AS bakal menyentuh plafon atas pada pertengahan Oktober 2013.

Nah, jika Kongres belum menyepakati bujet anggaran, kenaikan plafon utang pun tidak dapat ditentukan. Itu artinya, AS terancam default. 


Sikap Obama

Drama perdebatan dua kubu Kongres Amerika Serikat (AS) bakal membumbui perjalanan ekonomi AS. Maklum, kubu Demokrat dan Republik masih bersikukuh agar kepentingan masing-masing bisa terlaksana. Menjelang masa pergantian tahun fiskal AS pada 1 Oktober nanti, pemerintahan Barack Obama mendapat perlawanan dari Republik.
Partai oposisi ini bersikeras agar Obama menurunkan bujet anggaran kesehatan atau populer disebut ObamaCare. Meski awalnya menolak, Obama mengatakan, bersedia mengurangi pos anggaran. Dalam proposal anggaran terbaru, Obama bersedia mengurangi bujet jaminan keamanan sosial hingga sebesar US$130 miliar dalam tempo 10 tahun.

Obama juga bersedia mengurangi bujet kesehatan. Saat ini, Obama mengalokasikan bujet kesehatan sebesar US$ 371 miliar. Bujet kesehatan ini mencapai 43% dari total anggaran AS. Obama bersedia menurunkan dengan cara mengutip pajak kesehatan lebih tinggi. Rencananya, pajak kesehatan terhadap rumah sakit, panti jompo dan lembaga kesehatan lain menjadi objek kenaikan pajak.
Obama juga berniat mengutip pajak kesehatan lebih tinggi dari kaum kaya di AS. Hitungan pemerintahan Obama, pajak dari kaum tajir bakal menghemat bujet kesehatan sebesar US$ 50 miliar dalam tempo 10 tahun. Hingga kini, tawaran Obama dan Demokrat untuk menaikkan pendapatan masih mendapat penolakan. Pasalnya, Republik menginginkan penurunan bujet anggaran kesehatan dan sejumlah pos negara bagian.

Potensi Default

Patty Murray, Anggota Demokrat, sekaligus Ketua Komite Anggaran Senat memprediksi, partai Republik akan menyerah daripada membiarkan ekonomi AS gagal bayar alias default. "Objek negoisasi yang memungkinkan adalah reformasi hak. Saat ini sulit untuk mereformasi pajak," ujar Senator Mike Crapo dari partai Republik, mengutip Bloomberg, kemarin.
Senator John Cornyn dari Partai Republik, mengatakan pihaknya bersedia meloloskan anggaran kesehatan. Asalkan, Obama memangkas bujet belanja kementerian dan militer. Hitungan Cornyn, anggaran belanja kementerian dan militer dapat dipotong hingga sebesar US$ 1,2 triliun.

Penghematan anggaran ini berlangsung selama periode sembilan tahun mendatang. Polemik anggaran belanja negara menjadi awal perdebatan batas utang AS atau debt ceiling. Awal September kemarin, Menteri Keuangan AS, Jack Lew, mengatakan bahwa utang AS bakal menyentuh plafon atas pada pertengahan Oktober 2013.

Nah, jika Kongres belum menyepakati bujet anggaran, kenaikan plafon utang pun tidak dapat ditentukan. Itu artinya, AS terancam default. Masalah lain adalah pemerintahan Obama hanya memiliki kas sekitar US$ 50 miliar. Jumlah kas ini bisa habis dalam tempo satu hari. Andai terjadi, AS default dan bisa mengguncang kepercayaan investor terhadap surat utang AS. Catatan saja, utang AS saat ini telah mencapai US$ 16,7 triliun.
 
Mario Prabowo




 

 

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top