English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday, August 29, 2013

Minyak Turun, Aksi Take Profit Setelah Reli

minyak, minyak mentah, brent, pertamina
KPF JAKARTA (29/08) - Minyak mentah berjangka melemah pada hari Kamis , turun dari level tertinggi sejak Mei 2011 karena investor berspekulasi aksi militer terhadap Suriah.

Harga minyak sempat naik tajam di sesi terakhir karena spekulasi bahwa AS akan bergerak lebih cepat dengan mengambil tindakan militer terhadap pemerintah Suriah.

Di New York Mercantile Exchange , minyak mentah berjangka untuk pengiriman Oktober diperdagangkan pada USD108.89 per barel selama perdagangan pagi di Eropa , turun 1,1 %.

Kontrak Oktober ditutup 1 % lebih tinggi pada USD110.10 per barel pada Rabu , setelah mencapai tertinggi USD112.22 per barel , level terkuat sejak 3 Mei 2011.

Minyak berjangka kemungkinan besar akan mencari support di USD105.89 per barel , terendah dari 27 Agustus dan resistance pada USD112.22 per barel , tertinggi Rabu.

Pelaku pasar menunggu berita mengenai kemungkinan aksi militer pimpinan AS terhadap Suriah.

Sementara Suriah bukanlah produsen minyak utama , investor khawatir bahwa perang sipil dua tahun dapat mempengaruhi pasokan minyak di negara-negara terdekat.

Para pelaku pasar juga khawatir tentang keterlibatan Iran , produsen minyak terbesar ke-enam OPEC.

Komentar oleh kepala militer Iran Hassan Firouzabadi pada hari Rabu mengatakan bahwa Teheran akan menyerang Israel jika Washington memutuskan untuk menyerang Suriah.

Pedagang minyak sekarang fokus untuk angka pertumbuhan kuartal kedua AS serta laporan mingguan klaim pengangguran awal , yang akan diteliti untuk dampak potensial terhadap kelanjutan kebijakan moneter Federal Reserve.

Ketidakpastian atas waktu pengurangan program pembelian obligasi Fed tetap berlanjut setelah data menunjukkan bahwa penjualan rumah AS yang tertunda turun tak terduga pada bulan Juli.

Data industri menunjukkan bahwa penjualan rumah AS yang tertunda menurun 1,3 % bulan lalu , lebih dari yang diharapkan jatuh 0,5 % , setelah kehilangan 0,4 % bulan sebelumnya.

Di tempat lain , di ICE Futures Exchange , kontrak berjangka minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun 1,2 % diperdagangkan pada USD115.22 per barel , dengan selisih antara Brent dan minyak mentah di USD6.33 per barel.

Harga minyak Brent naik USD117.32 per barel pada hari Rabu , level tertinggi sejak 20 Februari.

Societe Generale mengatakan kemungkinan harga Brent akan naik sampai setinggi USD150 per barel jika konflik mengganggu pasokan dari Timur Tengah dan Afrika Utara.

Negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara adalah penghasil 36 % dari total produksi minyak dunia dan memegang 52 % dari cadangan pada tahun 2012.

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to Top