Jumlah orang AS yang mengajukan aplikasi untuk memperoleh tunjangan pengangguran baru naik sebesar 4.000 menjadi 352.000 sepanjang pekan lalu, yang tidak banyak merubah gambaran pemulihan pasar tenaga kerjaAS yang lambat. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan menjadi 350.000 dari para ekonom.
Sementara rata-rata klaim baru dalam 4-minggu, yang dianggap sebagai ukuran lebih tepat untuk tren pasar tenaga kerja, naik tipis sebesar 2.750 menjadi 361.250. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam 2-bulan.
Dalam kesempatan yang sama Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan penurunan sebesar 35.000 pada angka klaim lanjutan menjadi 3.070.000. Klaim ini mencerminkan jumlah orang AS yang mengajukan perpanjangan pemberian tunjangan.
Sementara itu permintaan emas fisik dari Asia meningkat seiring perusahan perhiasaan terlihat membeli logam mulia menjelang dimulainya perayaan di India, konsumen emas terbesar dunia. India akan merayakan festival Akshaya Tritiya pada bulan Mei yang biasanya dilanjutkan oleh perayaan pernikahan di awal bulan Juni. Permintaan emas fisik India biasanya meningkat menjelang perayaan. "Kejatuhan harga emas tentunya akan menarik bagi masyarakat India," ujar Mehui Choksi, petinggi Gitanjali Gems, retailer perhiasan dan permata terbesar di India.
Meski demikian, sentimen masih rapuh seiring investor tetap khawatirkan rencana penjualan emas Cyprus dan berlanjutnya penurunan kepemilikan emas berbasis ETF. Menteri Keuangan Cyprus, Haris Georgiades, mengatakan Cyprus berniat untuk menjual sebagian cadangan emasnya namun masih memerlukan persetujuan bank sentral Cyprus sebelum bisa merealisasikan rencana tersebut. Sementara itu, kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas terbesar dunia, turun 0,73% pada hari Selasa menjadi 1.145 ton. Kepemilikan emas berbasis ETF kini berada di level terendah sejak akhir tahun 2011. Emas saat ini dipasarkan dikisaran level $1395 per troy ounce, setelah menyentuh level tertinggi harian di $1402.05, menjauh dari titik terendah intraday di $1335.95.
(Mario Prabowo)
0 komentar:
Post a Comment