Emas Menguat di sesi Eropa

Emas mencatatkan penguatan tipis di sesi London seiring munculnya optimisme akan masih berlanjutnya pemberian stimulus moneter. Serangkaian data Cina yang dirilis di akhir pekan isyaratkan masih rapuhnya momentum pertumbuhan ekonomi Cina sehingga dapat mencegah People's Bank of China untuk menarik stimulus. Produksi industri, penjualan ritel, dan penyaluran kredit di Cina melemah walaupun inflasi meningkat.

Sementara itu dilaporkan bahwa Aurum Mining PLC, sebuah perusahaan pertambangan yang terfokus pada emas di Spanyol, pada hari Senin  menyatakan bahwa program pengeboran tahap 2 pada proyek Peralonso, yang dimiliki oleh Aurum sebesar 54% sahamnya, telah menghasilkan mineral emas lebih dari 1gram/ton yang didapat dari 6lubang dari 8 lubang yang mereka gali, lebih lanjut dikonfirmasikan adanya struktur kandungan emas pada lapisan dekat permukaan tanah.

Meski demikian, emas terlihat kesulitan mencatatkan rally yang signifikan setelah data yang dirilis di akhir pekan lalu, tunjukan membaiknya kondisi ekonomi AS. Tingkat pengangguran AS turun sedangkan non-farm payrolls meningkat di bulan Februari; ini tentunya isyaratkan berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam. Investor khawatir jika sektor tenaga kerja AS terus membaik maka dapat memaksa Federal Reserve untuk menarik stimulus moneternya lebih cepat dari perkiraan.

Data ekonomi AS yang paling penting di pekan ini adalah laporan retail sales yang dirilis hari Rabu. Data ini diperkirakan naik 0.2% di bulan February jika melucuti hasil penjualan bahan bakar, mobil, dan material bangunan. Angka tersebut juga mengindikasikan penurunan penjualan ritel dibanding tahun lalu, akibat tingginya rate pajak.

Analis teknikal Reuters, Wang Tao, memperkirakan harga emas akan bergerak sideways di kisaran $1564 hingga $1585 dengan kecenderungan melemah hingga di bawah $1574. Sementara itu, emas kini diperdagangkan $1580.45; tidak begitu jauh dari level pembukaan $1578.30

-mario prabowo-